Belajar Sejarah Islam
Selamat datang dan terimakasih anda sudah mau berkunjung

Jumat, 17 Februari 2012

Surat al fath

“Sesungguhnya kami telah memberikan kamu kemenangan yang nyata. Supaya Allah mengampuni dosa-dosa kamu yang terdahulu dan yang kemudian dan mencukupkan nikmatnya ke atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus dan Allah membantu kamu dengan bantuan yang kuat”( QS. Al-Fath:/1-4)
Semua ahli tafsir mengatakan bahawa surah ini adalah tentang pembukaan kota Mekkah. Ayat ini menunjukan bahawa pembukaan kota Mekkah berhubung dengan pengampunan dosa Rasul. Dalam memahami hubungan antara keduanya banyak tafsiran yang dibuat oleh Ahli mufasir tentang makna dosa Rasul yang terdahulu dan yang lepas. Malang sekali kebanyakan mereka mengikat dan meyempitkan kefahaman mereka tentang makna dosa dan pengampunan kepada makna yang mahsyur dikalangan fuqaha. Dosa adalah menentang arahan Allah dan pengampunan adalah terlepas dari balasan akibat penentangan terhadap arahan. Dan ada juga mengatakan bahawa dosa Rasul di sini adalah kerena meninggalkan yang lebih penting.
Sedangkan dosa (zamb) dan pengampunan (maqfira) memiliki makna yang lebih luas dari itu, iaitu zamb adalah sesuatu yang disusuli darinya keburukan dan hilang darinya kebaikan. Manakala pengampunan adalah penutupan atas sesuatu. Perjuangan Rasul dengan dakwah dan gerakannya atas golongan kafir dan musyrik baik sebelum dan selepas hijrah dengan berbagai bentuk peperangan dan kehilangan jiwa merupakan sesutu yang buruk terhadap mereka. Mereka tidak mengampunkan Rasul atas kesangsaraan mereka dan mereka tidak akan lupa akan kehancuran bangsa, adat tradisi mereka dan mereka juga mereka juga berusaha untuk membalas kematian pahlawan dan pembesar mereka yang mati ketika menentang Rasul, dan mereka simapan perasaan benci terhadap Rasul.
Pada mereka Rasul itu berdosa ke atas mereka kerana mengakibatkan kehancuran dan keburukan terhadap mereka. Cuma Allah telah megurniakan pembebasan kota Mekkah yang menyebabkan mereka tidak mampu untuk melakukan sesuatu terhadap Rasul.
Jadi yang dimaksudkan di sini dari dosa adalah dakwah dan gerakan Rasul yang natijahnya adalah keburukan terhadap orang kafir dan musyrik. Ia adalah dosa Rasul terhadap mereka. Ini juga seperti kata Nabi Musa dalam surah syuara ayat 14 “AKU BERDOSA DI SISI MEREKA” Dan yang dimaksudkan dengan pengampunan adalah Allah menutup usaha mereka untuk melakukan ssesuatu ke atas Rasul. Apa yang terdahulu ertinya sebelum hijrah dan apa yang terkemudian adalah selepas hijrah.
Natijah dari perbahasan ayat ini adalah yang dimaksudkan dengan dosa Rasul bukan apa yang di fahami dari erti fuqaha dan perbahasan ini penting untuk membahas surah at Taubah ayat 43.
Di sini kami juga ingin menyatakan sekali tentang akidah mazhab Ahlu Bait tentang arti maksoom. Sememangnya semua mazhab Islam atau yang tidak bermazhab mengatakan semua Nabi itu maksoom, tetapi dalam mendifinasikan erti maksoom terjadi perbedaan pendapat.
Kami pengikut Ahlu Bait melihat maksoomnya para Nabi dari sudut ilmu bukan dari sudut amal. Maksud sudut ilmu adalah nabi memiliki ilmu untuk menahannya dari melakukan kesalahan maupun kesilapan dan dengannya mereka tidak mungkin melakukan kesalahan atau dengan bahasa yang lebih jelas mustahil mereka melakukan kesalahan dan kesilapan. Untuk lebih jelas lagi silakan saudara junus merujuk ke halaman web almawaddah bahagian perbahasan ilmiah, perbahasan hidayah dalam al quran bab maksoom.
Maksud maksoom dari sudut amal atau perbuatan adalah perbuatan mereka di kawal oleh Allah dan mereka boleh melakukan kesalahan atau kesilapan atau lupa dan Allah akan menegurnya sebagimana yang dinyatakan oleh saudara junus dan meyoritas ahlu sunnah. Sudah tentu kami menolak hal ini kerana ia akan mengakibatkan hal-hal berikut.
Tidak akan terhasil keyakinan terhadap apa yang disampaikan olehnya. Ini kerana ia berkemungkinan berbohong baik sacara sengaja maupun tidak. Ia juga mungkin sahaja terlupa meyampaikan apa yang diperintahkan oleh Allah. Kemungkinan demi kemungkinan
bisa terjadi jika ia tidak maksoom mutlak dan bagaimana bisa dipercayai seruannya. Ini bisa diatasi jika ia maksoom mutlak.
Jika ia pernah melakukan kesalahan, siapa yang menjamin ia tidak melakukan kesalahan lagi dan ini akan menjatuhkan imejnya dikalangan pengikutnya. Ini tidak bakal terjadi jika ia maksoom mutlak.
Jika ia melakukan kesalahan bererti ia lebih buruk dari orang awam walau ia sekadar kesalahan kecil. ini sebagaimana firman Allah kepada isteri-isteri Rasul. 33/31-32
Ini bertentangan dengan firman Allah “Apakah kamu menyuruh orang-orang melakukan kebaikan tetapi kamu melupakan diri kamu sendiri” (QS. Al-Baqarah:33)
“Wahai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengucapkan apa yang kamu tidak perbuat, sangat dibenci di sisi Allah bahawa disi Allah bahawa kamu mengucapkan apa yang tiada kamu perbuat, sangat dibenci Allah bahawa kamu mengucapkan apa yang kamu tidak lakukan” (QS. 61:2-3)
Bagaimana mungkin Allah mewajibkan kita mengikuti orang yang bisa melakukan kesalahan, kerana menyuruh mengikuti orang yang salah juga salah dan tidak mungkin Allah bisa salah, bererti Allah tidak akan menyuruh orang mengikuti orang yang bisa salah kerana
hal ini adalah salah.
Dalil yang sering digunakan oleh mereka yang membenarkan kesalahan terbit dari Rasul adalah dengan mengatakan bahwa Rasul adalah manusia seperti kita dan manusia sinonim dengan kesalahan, maka Rasul sinonim melakukan kesalahan. wajah qias yang benar tapi kadungannya adalah salah ini seperti Nabi Isa adalah manusia lampau setiap manusia yang lampau telah mati maka nabi isa juga telah mati.bentuk qias yang benar tapi kandugannya fasid. kesalahan ini timbul dalam memahami ayat “ANA BASYARUN MISLIKUM” “AKU MANUSIA SEPERTI KAMU” membuat mereka mengatakan bahwa manusia biasa buat salah maka rasul juga sedemikian. Mereka gagal memahami pengunaan kata basyar dalam Al-Quran, kerena kata basyar digunakan untuk makna biologis manusia bukan makna yang digunakan tentang masalah maknawi itu bisa melakukan kesalahan, kerana kata yang digunakan dalam kontek ini adalah insan bukan basyar. jika Al Quran mengatakan aku manusia (basyar) seperti kamu, adalah menujukan bahawa Rasul juga perlu hal2 yang bersifat biologis sebagaimana manusia yang lain seperti makan dan minum.
Al bada’
Al-Bada’ ialah suatu keinginan untuk melakukan sesuatu tetapi kemudian keinginan tersebut berubah kepada sesuatu yang tidak diinginkan sebelumnya, dikarenakan suatu hal lain.
Adapun pendapat Syi’ah mengenai Bada’ dan usaha mengaitkannya kepada Allah Ta’ala telah dicemooh oleh Ahlussunnah, karena menurut ahlusunnah konsekuensi akan hal itu adalah menisbatkan kejahilan dan kebodohan kepada Allah SWT. Tuduhan itu suatu penafsiran yang batil dan Syi’ah tidak pernah mengatakan demikian, barangsiapa yang menuduh mereka berbuat demikian, maka ia telah melakukan suatu kebohongan, sebagai bukti inilah pendapat-pendapat mereka baik dahulu maupun sekarang :
Berkata Syaikh Muhammad Ridla Al-Muzhaffar dalam kitabnya “Aqaid Al-Imamiyah” : “Bada’ dengan pengertian seperti itu adalah mustahil bagi Allah Ta’ala, karena ia termasuk dari kejahilan dan kekurangan yang mustahil bagi Allah Ta’ala dan bukan juga dari pendapat Imamiyah”.
Berkata Imam Ash-Shadiq (AS) : ” Barang siapa mengatakan bahwa Allah telah berkehendak melakukan sesuatu lalu menyesalinya maka menurut Kami ia telah kafir terhadap Allah yang Maha Agung”. Dan beliau (AS) berkata lagi : “Barangsiapa mengatakan bahwa Allah telah berkehendak melakukan sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya maka Aku berlepas diri darinya”.
Kalau begitu Bada’ yang dikatakan Syi’ah tidak melebihi batas-batas Al-Quran yang menyebutkan firman Allah : ” Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan disisi-Nya-lah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) “. [Q.S. Ar-Ra'd 39]
Pendapat Bada’ ini sebenarnya juga diyakini oleh Ahlussunnah Waljama’ah seperti juga Syi’ah. Namun mengapa Syi’ah yang menjadi sasaran cemoohan dan bukan Ahlussunnah yang berpendapat bahwa Allah SWT merubah hukum-hukum dan menukar ajal dan rizki seperti dalam beberapa riwayat berikut ini.
Ibnu Munzir, Ibnu Abi Hatim dn Al-Baihaqy telah menyebutnya dalam As-Syu’ab dari Qais bin Ubbad, katanya : “Allah mempunyai instruksi pada setiap malam kesepuluh dari bulan-bulan suci, sementara pada 10 Rajab Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkannya.
Bukhori meriwayatkan dalam Shohih-nya, suatu kisah yang ajaib dan aneh yang
menceriterakan peristiwa mi’raj-nya Rasul SAWW dan pertemuan beliau dengan Tuhannya, di antaranya Rasulullah SAWW bersabda : “Lalu diwajibkan padaku 50 kali shalat dan aku terima, ketika aku bertemu dengan Musa, ia bertanya : ‘Apa yang kamu perbuat ?’, aku jawab : ‘Telah diwajibkan kepadaku 50 kali shalat’. Musa berkata : ‘Aku lebih tahu tantang urusan manusia dari pada kamu, aku telah menghadapi bani Israil dengan susah payah dan sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup menunaikannya, kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan’. Maka aku kembali meminta keringanan dan dijadikannya 40 kali. Musa masih mendesakku untuk
kembali, maka dijadikannya 30 kali, aku kembali lagi dan dijadikannya 20 kali, aku kembali lagi dan dijadikannya 10 kali, lalu aku mendatangi Musa dan beliau berkata hal yang sama, lalu Allah menjadikannya 5 kali. Kemudian aku mendatangi Musa lagi, Musa bertanya : ‘Apa yang telah engkau perbuat?’, aku katakan : ‘Allah telah menjadikannya 5 kali’, maka Musa mendesakku lagi, maka aku berkata aku telah mengucapkan salam dan aku diberitahu bahwa aku telah menjalankan tugasku, kemudian Allah berfirman : ‘Aku telah memberi keringanan kepada hamba-hamba-Ku dan Aku akan membalas setiap kebaikan dengan sepuluh kali ganda “.
Dalam riwayat lain yang dinukil oleh Bukhori dikatakan bahwa setelah Nabi
Muhammad Saww menghadap Tuhannya beberapa kali dan setelah mendapat kewajiban 5 kali shalat, Musa AS meminta supaya Muhammad SAWW kembali lagi menemui Tuhannya untuk mendapat keringanan karena ummatnya tidak akan sanggup melakukan 5 kali shalat, akan tetapi Muhammad SAWW menjawab : “Aku malu kepada Tuhanku”.
Ref.
1. Shohih Bukhori, bab “Mi’raj”.Shohih Muslim, bab “Isra’ Rasulullah dan kewajiban shalat”. Apakah ini bukan Bada’ ?
2. Sungguh ajaib pengertian Bada’ yang diriwayatkan oleh Ahlussunnah Wal-Jama’ah ini, namun sungguhpun demikian mereka mencemooh Syi’ah yaitu para pengikut Imam Ahlul Bait (AS) yang mempercayai Bada’ seperti yang dimaksud dalam [Q.S. Ar-Ra'd 39].
Dalam kisah ini mereka mempercayai bahwa Allah SWT. Telah mewajibkan kepada Nabi Muhammad SAWW sebanyak 50 kali shalat sehari semalam, kemudian setelah kembali kepada-Nya berulah dirubah menjadi 40 kali, kamudian setelah kembali untuk kali kedua dijadikan 30 kali, kemudian untuk kali ketiga dijadikan 20 kali, kemudian untuk kali keempat dijadikan 10 kali, dan ahirnya menjadi 5 kali.
Jelas sekali terlihat bahwa riwayat tentang Mi’raj ini menyebabkan orang mengaitkan kebodohan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, dan memperkecil kepribadian manusia paling agung yang pernah dikenal sejarah manusia, yaitu Nabi Muhammad SAWW, ketika si perawi mengatakan bahwa Musa AS berkata kepada Muhammad SAWW : “Aku lebih tahu tentang urusan manusia dari padamu “.
Dan riwayat ini juga memberikan keutamaan dan keistimewaan kepada Musa AS yang kalau tidak karenanya, Allah tidak memberi keringanan kepada ummat Muhammad SAWW.
Saya heran bagaimana Musa AS mengetahui bahwa ummat Muhammad SAWW tidak sanggup menunaikan sholat sekalipun hanya 5 kali sehari semalam sehingga menyuruh Rasulullah SAWW untuk meminta keringanan lagi, sementara Allah sendiri tidak mengetahuinya sehingga di awalnya memaksakan bagi hamba-Nya untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan mereka dengan mewajibkan kepada mereka shalat 50 kali.
Jika Ahlussunnah Waljama’ah mencemooh Syi’ah karena mempercayai Al-Bada’ (bahwasanya Allah hendak melakukan sesuatu lalu merubahnya sesuai keinginan-Nya), mengapa mereka tidak mencemooh diri mereka sendiri yang berpendapat dan meyakini (seperti yang terdapat dalam Bukhori dan Muslim) bahwa Allah SWT hendak melakukan sesuatu namun merubah dan menukar hukum-Nya sebanyak lima kali dalam satu kewajiban dan dalam satu malam, yaitu malam Mi’raj.
Barangkali ada orang yang merasa keberatan kalau dikatakan bahwa perkataan Bada’ itu juga terdapat dalam Ahlussunnah seperti dalam kisah di atas, sekalipun memberi arti perobahan dan penukaran dalam perkara hukum. Karena sering kali jika kisah Mi’raj ini dikemukakan untuk membuktikan bahwa pendapat Bada’ juga ada pada Ahlussunnah, maka sebagian dari mereka merasa keberatan menerimanya. Karenanya ada baiknya saya bawakan riwayat lain dari Shohih Bukhori yang menyebutkan perkataan Bada’ secara persis.
Bukhori meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAWW bersabda : “Sesungguhnya terdapat tiga orang dari Bani Israil yang mana mereka itu terdiri dari; seorang belang, seorang buta dan seorang lagi botak, maka Allah berkehendak merubahnya (Bada’) dengan menguji mereka, maka Allah mengutus seorang malaikat kepadanya dan berkata kepada si belang : “Apakah gerangan yang paling engkau sukai ?” ia menjawab : “warna dan kulit yang lebih baik karena semua orang merasa jijik terhadapku”. Lalu malaikat itu mengusapnya dan pergi, maka berubahlah warna dan kulitnya menjadi baik, kemudian bertanya padanya : “Harta apakah yang paling engkau senangi ?”, ia menjawab : “Unta”, maka diberinya seekor unta yang sedang hamil 10 bulan. Lalu mendatangi si botak dan menanyakan : “Apakah gerangan yang paling engkau sukai ?”, ia menjawab : “Rambut indah yang dapat menutupi botakku karena semua orang mengejekku”, maka malaikat itu mengusapnya dan menghilangkan botaknya dengan rambut yang indah, kemudian bertanya kepadanya : “Harta apakah yang paling engkau senangi ?”, ia menjawab : “Sapi”, maka diberinya seekor sapi yang sedang hamil. Kemudian mendatangi si buta dan bertanya : “Apakah gerangan yang paling engkau sukai ?”, ia menjawab : “Aku ingin supaya Allah mengembalikan pengelihatanku”, maka ia mengusapnya dan Allah kembalikan padanya pengelihatannya, ia bertanya lagi : “Harta apakah yang paling engkau senangi ?”, ia menjawab : “Kambing”, maka diberikan kepadanya seekor kambing yang subur. Kemudian malaikat itu kembali menemui mereka setelah masing-masing mempunyai ternak unta, sapi dan kambing yang banyak, lalu ia mendatangi si belang, si botak dan si buta untuk meminta kembali apa yang telah menjadi miliknya, tetapi si botak dan si belang menolak memberikan padanya maka Allah kembalikan mereka seperti keadaan asalnya, sementara si buta memberinya maka Allah kekalkan penglihatannya “.
Ref. :
Shohih Bukhori, juz 2, hal. 259.
Saya juga berharap agar umat Islam membuang rasa fanatik buta yang telah didoktrinkan selama ini, serta meninggalkan perasaan emosi, supaya “akal” dapat mengambil tempatnya dalam setiap penelitian sekalipun terhadap musuh-musuh mereka, dan hendaknya mereka belajar dari Al-Quran mengenai cara-cara pembahasan, diskusi dan perdebatan dengan metode yang baik. Sebagaimana firman Allah dalam [Q.S. Al-Ankabut 46] : “Janganlah kalian berdebat dengan kaum ahlil kitab kecuali dengan cara yang
paling baik”.

Tidak ada komentar:

Dedi ponkY (wonk Cirebond). Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Di Google

Foto saya
Cirebon_Wonk waroe Djaya, Jawa barat, Indonesia
web counters Belajar Mengenal Html
<<<<Trik-Trik Blogger>>>>
Home
1.Trik Blogger
Cara bikin blog
2.Trik Blogger
Membuat judul blog berjalan
3.Trik Blogger
Huruf besar tampil di posting
3.Trik Blogger
Cara membuat menu dtree
4Trik Blogger
.Mengubah saiz lebar colom
5.Trik Blogger
Membuat link listlabel
6.Trik Blogger
membuat- effek neon box pada teks
7.Trik Blogger
Menggunakan Otomatis Scroll Image Kembali ke bagian atas halaman
8.Trik Blogger
Membuat buku tamu tersembunyi
9.Trik Blogger
Membuat menu horizontal
10.Trik Blogger
Membuat Menu Horizontal dengan drop menu horizontal
11.Trik Blogger
Membuat menu horizontal dengan variasi tab animasi
12.Trik Blogger
Membuat Galery foto
13.Trik Blogger
Membuat Daftar Isi Otomatis
14.Trik Blogger
Membuat Menu Horizontal Sederhana
15.Trik Blogger
Cara Membuat tampilan Link Exchange lebih menarik
16.Trik Blogger
Manajemen Iklan: Random Banner Pada Satu Area
17.Trik Blogger
Membuat menu kontak pada blof
18.Trik Blogger
Cara menampilkan pesan pada jam tertentu di blog
19.Trik Blogger
Cara pasang jam di blog
20.Trik Blogger
Membuat redmore
20.Trik Blogger
Membuat redmore.2
21.Trik Blogger
Membuat Kotak Search Sendiri di Blogger
22.Trik Blogger
Menghilangkan navbar blog
23.Trik Blogger
Membuat link terbuka di tab baru
24Trik Blogger
.Membuat gambar di pojok
25.Trik Blogger
Membuat kotak komentar di bahwah posting
26.Trik Blogger
Membuat footer 3 kolom
27.Trik Blogger
Cara Menghilangkan Tanggal Posting
28.Trik Blogger
Gambar Berubah Saat Terkena Kursor
29.Trik Blogger
Cara membuat menu Dtree
30.Trik Blogger
Memasang youtube di blog
31.Trik Blogger
Membuat menu horizontal
32.Trik Blogger
membuat-float image dan teks gambar
32.Trik Blogger
Mengubah Ukuran Template Blog
33.Trik Blogger
Macam-macam marquee/Tulisan berjalan
34.Trik Blogger
Free Template
35Trik BloggerMengetahui jumblah pengunjung
36.Trik Blogger
free bener


















Anda pengunjung yang ke :

Apakah blog ini bermanfa't ?

Pengikut

Web hosting for webmasters
Belajar Sejarah Islam